Harga emas turun pekan lalu karena kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS. Meskipun terjadi kenaikan imbal hasil obligasi, yang terkadang dapat berdampak negatif pada aset berisiko, saham-saham AS masih memiliki kinerja yang kuat, dengan S&P 500 dan Nasdaq 100 ditutup pada rekor terendah baru.
Ke depan, volatilitas dapat meningkat pada minggu baru ini karena peristiwa yang memiliki dampak besar pada kalender ekonomi AS: rilis data inflasi bulan Januari pada hari Selasa. Hal ini dapat berarti kondisi pasar yang bergejolak, sehingga pedagang harus bersiap menghadapi kemungkinan fluktuasi harga yang liar antar aset.
Secara keseluruhan, laporan CPI AS yang lebih tinggi dari perkiraan akan berdampak positif terhadap imbal hasil obligasi AS dan dolar AS, namun negatif bagi harga saham dan emas. Misalnya, S&P 500 dan Nasdaq 100 dapat menghadapi tantangan dalam mempertahankan tren kenaikannya jika kemajuan disinflasi gagal.
Di sisi lain, jika angka inflasi turun secara tidak terduga, skenario sebaliknya dapat terjadi, yang menyebabkan penurunan imbal hasil dan melemahnya dolar AS. Hal ini, pada gilirannya, akan mendukung saham dan logam mulia, setidaknya dalam jangka pendek.