Kenaikan harga minyak dunia tentunya membawa dampak positif untuk emiten yang bergerak di sektor minyak, contohnya AKRA dan MEDC, dimana saham 2 emiten tersebut sudah naik banyak secara YTD. Namun, masih ada 1 emiten lagi yg sampai sekarang harganya relatif belum banyak bergerak.
Emiten tersebut adalah ELSA.
Walaupun tidak memiliki blok migas secara langsung karena hanya bergerak di sektor penunjang (sebagai kontraktor migas) dan walaupun statusnya adalah cucu perusahaan Pertamina yang bisnsinya lebih banyak mengimpor BBM, nyatanya kenaikan harga minyak ini mampu mengerek kinerja ELSA, dimana PER ELSA dari Q3 21 s,d Q2 22 terus membaik (lihat gambar dibawah).
Dengan nilai PE dibawah 10 dan PBV dibawah 1, maka bisa dibilang bahwa ELSA ini termasuk kedalam saham undervalue, walaupun jenis bisnisnya adalah siklikal.
Secara teknikal, ELSA saat ini sedang mengalami konsolidasi dalam bentuk Rising Wedge, dimana jika konsolidasi ini berhasil dibreak, maka akan mengakibatkan lonjakan harga yang cukup kencang.
Melihat sentimen yg ada, diharapkan harga akan breakout ke level harga yang lebih tinggi, dimana Target Price ada di 472 atau bahkan bisa lebih tinggi.
Minggu depan ELSA mungkin akan mengalami koreksi terlebih dahulu yang didorong dari IHSG, mengingat belum mengalami koreksi berarti selama 1 - 2 minggu terakhir. Namun selama ELSA tidak menembus support dari pattern Rising Wedge,maka roadmap ini masih berlaku.
DISCLAIMER : 1. Roadmap ini dibuat untuk melihat likelihood dari arah pergerakan harga. 2. Keputusan entry Buy/Sell harus selalu berdasarkan price action. 3. Trading Idea ini hanyalah sebagai bahan pertimbangan, segala keputusan trading/resiko/keuntungan/kerugian menjadi tanggung jawab masing - masing trader
บันทึกช่วยจำ
Setelah brekout, pergerakan ELSA kembali turun kedalam range konsolidasi. ELSA berpeluang untuk kembali menuju support 310 an